🌏 NEWS

Dorong Pengembangan Kesehatan Tradisional, Dinas Kesehatan Magetan Gelar Sosialisasi Asuhan Mandiri Pemanfaatan Toga dan Akupresur

 

Magetan || Newstujuh.net || Mengacu pada Permenkes No. 9 tahun 2016 tentang upaya pengembangan kesehatan tradisional melalui kelompok Asuhan Mandiri, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan menggelar Sosialisasi Asuhan Mandiri Pemanfaatan Toga dan Akupresur Pada Lintas Sektor. Selasa, (22/08/2023). 

Bertempat di Gedung Korpri Magetan, hadir dalam giat tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Magetan Hj. Titik Sudarti, Plh Kepala Bidang (Kabid Pelayanan Kesehatan (Yarkes) Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Almizan Marwan, S.KG., Ketua TP PKK Kecamatan, Ketua Pokja 2 Kecamatan, Ketua Pokja 3 Kecamatan, Ketua Semua Pokja Kabupaten, yang diperkirakan sekitar 60 orang tamu undangan. 

Kegiatan tersebut juga mendatangkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Ririn Hidayati, S.KM., serta narasumber motivator Ketua TP PKK Desa Bulu, Kecamatan Sukomoro, Sovia Dewi Umaya. 

Dalam sambutannya Ketua TP PKK Kabupaten Magetan Hj. Titik Sudarti menyampaikan salah satu pembangunan kesehatan adalah mendorong masyarakat agar mampu memelihara kesehatannya serta mengatasi kesehatan ringan secara mandiri melalui kemampuan asuhan mandiri. 


“Kesehatan merupakan satu dari enam urusan wajib Pemerintah Daerah. Sehingga Pemkab diharapkan memiliki sistem kelola yang mantap agar dapat meningkatkan kapasitas kesehatan daerah dan mempercepat serta mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat,” katanya. 

Menurutnya, pengobatan tradisional dengan pemanfaatan tanaman obat keluarga (toga) cukup efektif meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebab, mereka akan mampu memenuhi kebutuhan hidup sehat di lingkungan keluarganya. Pemanfaatan toga di pekarangan juga diharapkan mampu menjadikan masyarakat merawat kesehatan diri dan keluarga secara mandiri.

“Saya mendorong sekali disetiap pekarangan rumah ditanami tanaman obat-obatan yang bisa digunakan untuk pembuatan jamu, kalau tidak punya lahan pekarangan bisa juga melalu media tanam pollybag. Sehingga masyarakat bisa merawat kesehatan diri dan keluarganya secara mandiri," imbuhnya.

Berbeda halnya dengan yang diungkapkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Ririn Hidayati, S.KM., yang menjelaskan, sejalan dengan Peraturan Pemerintah nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional pada pasal 70 bahwa masyarakat dapat melakukan Perawatan Kesehatan Tradisional secara mandiri dan benar dengan pemanfaatan Taman Obat Keluarga ( TOGA) dan Akupresur. Oleh karena itu perlu dibentuk kelompok Asuhan Mandiri melalui Pemanfaatan TOGA dan Akupresur di masyarakat.

Dalam Permenkes Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pengembangan Kesehatan Tradisional Melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Keterampilan menyatakan bahwa pelaksanaan asuhan mandiri di masyarakat perlu dilakukan pembinaan secara berjenjang dan berkesinambungan. Pembinaan asuhan mandiri kesehatan tradisional melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga dan keterampilan, dilakukan bersama antar lintas sektor terkait sesuai peran, tugas dan fungsi masing- masing melalui penilaian kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional, termasuk oleh Tim Penggerak PKK.

"Yang dimaksud dengan Asuhan Mandiri Pemanfaatan Toga dan Akupresur ialah upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu dalam keluarga, kelompok atau masyarakat dengan memanfaatkan tanaman toga dan ketrampilan (Akupresur). Yang dimaksud akupresur disini ialah cara perawatan kesehatan tradisional ketrampilan yang dilakukan melalu teknik penekanan dipermukaan tubuh pada titik akupuntur dengan menggunakan jari atau bagian tubuh lain atau alat bantu yang berujung tumpul, dengan tujuan untuk perawatan kesehatan. 

"Jadi tujuan Asman Toga dan Akupresur ini adalah untuk mengatasi gangguan penyakit seperti batuk, pilek, sakit kepala, sakit pinggang, mual, yakni gejala penyakit ringan yang bisa dilakukan penanganan atau pengobatan secara mandiri dirumah," jelasnya. 

Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kesehatan terus berkomitmen dalam pengembangan kesehatan tradisional. Ia menjelaskan saat ini sudah mempunyai 2400 lebih kelompok Asman yang tersebar di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sayangnya jumlah tersebut belum memenuhi target secara keseluruhan. Pihaknya menargetkan bahwa kelompok Asman dapat terbentuk ditiap desa, namun semua kembali pada kebijakan daerah masing-masing.  

"Kita targetkan terbentuk satu kelompok Asman di setiap desa, namun semua itu tergantung pada kebijakan dan kemampuan daerahnya masing-masing," imbuhnya. 

Diakhir acara, saat diwawancarai Nurul Farida Hidayati selaku Subkor Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan mengatakan latar belakang dari digelarnya sosialisasi tersebut sesuai dengan Surat Edaran (SE) Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang berisikan adanya kelompok Asuhan Mandiri pada tiap desa. Kemudian juga adanya indikator kinerja Dinas Kesehatan pada pelayanan kesehatan tradisional desa yang sudah mempunyai kelompok asuhan mandiri pemanfaatan toga dan akupresur. 

Untuk di Kabupaten Magetan sendiri sudah terbentuk 50 kelompok asuhan mandiri. Namun jumlah tersebut belum terpenuhi secara keseluruhan mengingat di Kabupaten Magetan mempunyai 235 Desa/Kelurahan. 

"Di Magetan itu sudah terbentuk 50 kelompok asuhan mandiri, namun target kita kan seluruh desa/kelurahan, bahkan ada beberapa kecamatan yang belum terbentuk sama sekali," ujarnya. 

Untuk itu pihaknya berharap pada Tim Penggerak PKK Kecamatan supaya bisa membantu dan mendorong pemerataan kelompok Asman agar disetiap desa/kelurahan di Kabupaten Magetan dapat terbentuk minimal satu kelompok, sehingga target pemerataan seluruh desa dapat tercapai dengan maksimal.

"Tim Penggerak PKK ini kan salah satu stakeholder yang mempunyai power baik ditingkat Kabupaten maupun Kecamatan, sehingga kami berharap agar PKK dapat membantu kami untuk mendorong terbentuknya kelompok asuhan mandiri minimal satu kelompok ditiap desa/kelurahan se-Kabupaten Magetan yang kita tahu ada 235 desa," pungkasnya. (Vha)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar